Saturday, 14 June 2014

Pigmen Empedu di Dalam Urin pada Penyakit

Bilirubin. Pada urina normal tak ada bilirubin yang dapat dideteksi. Bilirubin (tak dikonjugasi) tak diekskresikan oleh ginjal yang sehat karena kelarutannya rendah dan karena ia terikat kuat ke protein sehingga pada ikterus hemolitika, pada mana hanya ada bilirubin plasma yang tinggi, tak ada yang dapat dideteksi dalam urin – dari sini asal nama lama untuk anemia hemolitika pada orang dewasa, ‘ikterus akolurika’. Bilirubin dikonjugasi, yang larut air dan sejumlah kecil yang terikat lebih longgar dengan protein, bisa diekskresikan ; dan ‘bilirubin’ yang ditemukan dalam urin selalu dalam bentuk konjugasi. Jika ini terdapat didalam urin pasien ikterus karena anemia hemolitika, maka kemudian harus timbul kerusakan hepar sekunder disertai akibatnya berupa kegagalan mengekskresikan bilirubin dikonjugasi ke dalam empedu. Bila bilirubin dikonjugasi plasma tinggi, kemudian pigmen ini dapat dideteksi di dalam urin sewaktu kadar bilirubin total plasma melebihi sekitar 30 µmol/l dan busa urin yang dikocok (karena kelebihan garam empedu) berwarna kuning bila kadar bilirubin plasma melebihi sekitar 50 µmol/l : walaupun ambangnya bervariasi. Tehnik tes untuk bilirubin didalam urin menggunakan reaksi diazo dala preparat komersil atau dengan mengoksidasikannya menjadi biliverdin (tes faucet-Harrison), dapat ditemukan dalam lampiran IV. Terdapat metode untuk analisa kuantitatif bilirubin urin tapi ini jarang diperlukan.

Urobilinogen. Sejumlah kecil urobilinogen dapat dideteksi dalam urin normal yang segar, walaupun tes semi kuantitatif ini tak sensitive serta bernilai diagnostic kecil. Ekskresi ke urin normal 24 jam adalah 0,5 – 5,0 µmol/l. pada ikterus hemolitika banyak bilirubin yang berlebihan di dalam plasma masuk ke dalam urin pada mana meningkatkan jumlah urobilinogen yang terbentuk. Banyak uroboilinogen ini yang diabsorbsir dan uroboilinogen yang berlebihan diekskresikan ke dalam urin. Pada stadium pre-ikterik dan pemulihan hepatitis infeksiosa, serta kadang-kadang pada sirosis tanpa ikterus, ditemukan kelebihan uroboilinogen urin yang mungkin akibat kelemahan kesanggupan sel hepar untuk mengekskresikan kembali uroboilinogen.


Pada ikterus obstruktif atau hepatoseluler yang berat, bilirubin hanya mencapai usus dalam jumlah kecil, sedikit uroboilinogen yang terbentuk dan uroboilinogen tak ditemukan dalam urin. Timbulnya kembali uroboilinogen di dalam urin merupakan tanda pemulihan dari kolestasis. Jika obstruksi pasca-hepatik disebakan oleh keganasan dan terjadi lengkap maka uroboilinogen selalu tak ada, sedangkan jika disebabkan oleh batu dan tak lengkap, kadang-kadang bilirubin bisa masuk ke dalam usus dan ditemukan uroboilinogen di dalam urina.

Sumber : 
Judul Buku : Buku Ajar Kimia Klinik 3
Penyusun : Herdiana Herman, S.ST., M.Kes.
Tahun : 2012
Poltekkes Kemenkes Makassar
thumbnail
Judul: Pigmen Empedu di Dalam Urin pada Penyakit
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh

Artikel Terkait Kimia Klinik III :

 
Copyright © 2013. About - Disclaimer - Privacy Policy - Privacy
Template Seo Elite oleh Bamz