Bilirubin. Pada
urina normal tak ada bilirubin yang dapat dideteksi. Bilirubin (tak
dikonjugasi) tak diekskresikan oleh ginjal yang sehat karena kelarutannya
rendah dan karena ia terikat kuat ke protein sehingga pada ikterus hemolitika,
pada mana hanya ada bilirubin plasma yang tinggi, tak ada yang dapat dideteksi
dalam urin – dari sini asal nama lama untuk anemia hemolitika pada orang
dewasa, ‘ikterus akolurika’. Bilirubin dikonjugasi, yang larut air dan sejumlah
kecil yang terikat lebih longgar dengan protein, bisa diekskresikan ; dan
‘bilirubin’ yang ditemukan dalam urin selalu dalam bentuk konjugasi. Jika ini
terdapat didalam urin pasien ikterus karena anemia hemolitika, maka kemudian
harus timbul kerusakan hepar sekunder disertai akibatnya berupa kegagalan
mengekskresikan bilirubin dikonjugasi ke dalam empedu. Bila bilirubin
dikonjugasi plasma tinggi, kemudian pigmen ini dapat dideteksi di dalam urin
sewaktu kadar bilirubin total plasma melebihi sekitar 30 µmol/l dan busa urin
yang dikocok (karena kelebihan garam empedu) berwarna kuning bila kadar
bilirubin plasma melebihi sekitar 50 µmol/l : walaupun ambangnya bervariasi.
Tehnik tes untuk bilirubin didalam urin menggunakan reaksi diazo dala preparat
komersil atau dengan mengoksidasikannya menjadi biliverdin (tes
faucet-Harrison), dapat ditemukan dalam lampiran IV. Terdapat metode untuk
analisa kuantitatif bilirubin urin tapi ini jarang diperlukan.
Urobilinogen. Sejumlah
kecil urobilinogen dapat dideteksi dalam urin normal yang segar, walaupun tes
semi kuantitatif ini tak sensitive serta bernilai diagnostic kecil. Ekskresi ke
urin normal 24 jam adalah 0,5 – 5,0 µmol/l. pada ikterus hemolitika banyak
bilirubin yang berlebihan di dalam plasma masuk ke dalam urin pada mana
meningkatkan jumlah urobilinogen yang terbentuk. Banyak uroboilinogen ini yang
diabsorbsir dan uroboilinogen yang
berlebihan diekskresikan ke dalam urin. Pada stadium pre-ikterik dan pemulihan
hepatitis infeksiosa, serta kadang-kadang pada sirosis tanpa ikterus, ditemukan
kelebihan uroboilinogen urin yang mungkin akibat kelemahan kesanggupan sel
hepar untuk mengekskresikan kembali uroboilinogen.
Pada ikterus
obstruktif atau hepatoseluler yang berat, bilirubin hanya mencapai usus dalam
jumlah kecil, sedikit uroboilinogen yang terbentuk dan uroboilinogen tak
ditemukan dalam urin. Timbulnya kembali uroboilinogen di dalam urin merupakan
tanda pemulihan dari kolestasis. Jika obstruksi pasca-hepatik disebakan oleh
keganasan dan terjadi lengkap maka uroboilinogen selalu tak ada, sedangkan jika
disebabkan oleh batu dan tak lengkap, kadang-kadang bilirubin bisa masuk ke
dalam usus dan ditemukan uroboilinogen di dalam urina.
Sumber :
Judul Buku : Buku Ajar Kimia Klinik 3
Penyusun : Herdiana Herman, S.ST., M.Kes.
Tahun : 2012
Poltekkes Kemenkes Makassar
Judul: Pigmen Empedu di Dalam Urin pada Penyakit
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 15:14
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 15:14